Peran Generasi Muda Sebagai Agen Perubahan Bidang Pertanian, Menjadi Terobosan Yang Baik & Bermanfaat



UNGARAN - Pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem pertanian. Kerusakan itu diantaranya pengerasan tanah, hilangnya organik tanah, kontaminasi tanah dari senyawa kimia dan rusaknya struktur tanah menyebabkan rusaknya perakaran sehingga mengakibatkan turunnya produksi komoditas pertanian. Demikian diungkapkan Pelda Muhamad Munjali (Babinsa Desa Kesongo) Koramil 05/Tuntang bersama Danramil 05/Tuntang Kapten Arh Sunaryo saat melaksanakan pendampingan di Kelompok Tani Muda, Kamis (1/8/2024). 


Menurutnya, secara umum petani masih sangat bergantung pada penggunaan pupuk kimia. Untuk mengatasi kerusakan lingkungan, Kelompok Tani "Senandika Cakrawala" Petani Muda Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang membuat Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Padat (POP).


Deqi Novendra (anggota Poktan Senandika Cakrawala) mengatakan, langkah ini sebagai upaya dan juga kepedulian dari mereka akan bahayanya kondisi tanah pertanian jika para petani mengandalkan dari pupuk berbahan kimia. Bahwa, tujuan dari pembuatan pupuk organik ini untuk mengurangi penggunaan bahan kimia demi peningkatan kesuburan tanah serta mengatasi keterbatasan ketersediaan pupuk dari pemerintah. 


"Kelebihan dari pupuk itu di samping lebih ekonomis juga mudah untuk membuat dan mendapatkannya.  Karena bahan dasarnya berasal dari limbah rumah tangga. Pupuk organik bermanfaat untuk peningkatan produksi pertanian dan kualitas lahan serta mengurangi pencemaran lingkungan. Dalam jangka panjang penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mencegah degradasi lahan," ujarnya. 


Sementara itu, Danramil 05/Tuntang Kapten Arh Sunaryo sangat apresiasi dengan inovasi yang dimiliki oleh petani muda. Hal ini sebagai terobosan yang sangat baik dan juga sangat bermanfaat. Disadari atau tidak, generasi milenial saat ini enggan menjadi petani dan lebih memilih untuk kerja di industri dan supermarket dibanding bercocok tanam.


"Dengan menyumbangkan pikiran apalagi dengan tenaga para generasi muda, maka hal ini sudah menjadi agen perubahan khususnya dibidang pertanian. Mereka juga bisa memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani tentang bagaimana cara mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang memberikan manfaat bagi para petani,” pungkasnya. (HERU SANT).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama